Sembilan Pedoman Memimpin Dunia, Negara dan Rumah Tangga

Untuk memimpin dunia, negara maupun rumah tangga, ada sembilan pedoman yang harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, yakni :

1. Membina diri.

     (Dengan membina diri, barulah kita dapat menegakkan diri hidup di dalam Jalan Suci.)

Dengan berpuasa, membersihkan hati, mengenakan pakaian lengkap dan tidak berbuat sesuatu yang bertentangan dengan Kesusilaan, inilah yang harus dilakukan dalam hal membina diri.

2. Memuliakan para bijaksana.

     (Dengan memuliakan para bijaksana, barulah kita dapat membebaskan diri dari pemikiran yang sesat dan tidak benar.)

Dengan menyingkirkan para penghasut, menjauhi foya-foya yang tiada guna, tidak mengutamakan harta melainkan hanya memuliakan Kebajikan, maka akan dapat menarik para bijaksana.

3. Mengasihi orang tua.

      (Dengan mengasihi orang tua, barulah kita dapat menghindarkan diri dari rasa penyesalan orang lain.)

Dengan menjunjung tinggi kemuliaan suatu kedudukan, memberikan gaji yang cukup serta mengimbangi apa yang disuka dan dibenci rakyat, maka hal ini akan dapat membuat rakyat jadi mengasihi orang tua.

4. Menghormati menteri-menteri besar.

      (Dengan menghormati menteri-menteri besar, barulah kita dapat melimpahkan kepercayaan kita sepenuhnya kepada mereka dan mereka akan bekerja dengan baik karena telah memperoleh kepercayaan.)

Dengan melengkapkan anggota tiap-tiap jawatan (departemen), akan dapat menarik para menteri besar untuk datang mengabdi.

5. Tepaselira terhadap menteri-menteri bawahan.

      (Dengan bersikap Tepaselira terhadap menteri-menteri bawahan, maka niscaya mereka akan merasa dihargai dan akan berusaha sekuat tenaga untuk bekerja sesuai Kesusilaan.)

Dengan berlaku Satya 忠 dan Dapat Dipercaya 信 serta memberi gaji yang layak, akan dapat menarik para menteri bawahan.

6. Mencintai rakyat seperti halnya mencintai anaknya sendiri.

      (Dengan mencintai rakyat seperti halnya mencintai anaknya sendiri, akan menyebabkan mereka menjadi gampang diatur dan mudah diajak untuk berbuat Kebajikan.)

Dengan mengingat waktu di dalam memerintah rakyat (untuk melakukan sesuatu) dan meringankan beban pajak, maka hal ini akan dapat menarik hati rakyat.

7. Mengundang beratus macam ahli yang sanggup memajukan negara.

      (Dengan mengundang beratus macam ahli yang sanggup memajukan negara, niscaya semua kebutuhan negara dan rakyat akan dapat terpenuhi.)

Dengan tiap hari melakukan pemeriksaan, tiap bulan melakukan pengujian dan menimbang tentang pemberian tunjangan atas hasil pekerjaan yang berhasil baik, hal ini akan dapat menarik beratus ahli untuk bekerja di negeri kita.

8. Menenteramkan hati orang-orang (pengunjung) yang datang dari jauh.

      (Dengan menenteramkan hati orang-orang (pengunjung) yang datang dari jauh, niscaya orang-orang dari empat penjuru akan datang berbondong-bondong ke negeri kita dan ingin menjadi warga negara kita.)

Dengan mengantarkan orang yang akanpergi, menyambut mereka yang datang, menghargai siapa saja yang berbuat baik dan menaruh simpati kepada yang tidak pandai, maka hal ini akan dapat menenteramkan hati orang-orang yang datang dari jauh.

9. Menimbulkan rasa patuh dari raja-raja negara lain.(Tengah Sempurna XIX.12)

      (Dengan menimbulkan rasa patuh dari raja-raja negara lain, niscaya seluruh dunia akan menjadi damai karena menaruh segan dan hormat.) (Tengah Sempurna XIX.13)

Dengan melanjutkan persembahyangan bagi keluarga yang putus turunan, membangun kembali tempat-tempat yang hancur (akibat peperangan), menentramkan keadaan yang kacau, menolong orang yang dilanda kesukaran, bersidang tepat pada waktunya, banyak memberi dan sedikit menerima (meminta), maka hal ini akan dapat mendatangkan rasa hormat di hati raja-raja dari negara lain. (Tengah Sempurna XIX.14).


“Untuk memimpin dunia memang ada Sembilan Pedoman yang terutama, tetapi untuk melaksanakan ke Sembilan Pedoman itu hanya ada Satu Dasarnya.” (Tengah Sempurna XIX.15)

Di dalam menangani setiap perkara, Bila sudah ada rencana / persiapan yang pasti, niscaya (kemungkinan besar) akan berhasil, tapi jika tidak ada rencana / persiapan yang pasti, niscaya akan gagal.

Di dalam berkata-kata, bila terlebih dahulu telah mempunyai ketetapan (persiapan yang matang), niscaya tidak akan gagap (tidak dapat mengucapkan apa yang dimaksudkan)..

Di dalam pekerjaan, bila terlebih dahulu telah mempunyai  ketetapan, niscaya pekerjaan itu tidak akan sampai terhenti di tengah jalan.

Di dalam menjalankan hidup selaras dengan Jalan Suci, bila sebelumnya telah mempunyai ketetapan, niscaya tidak akan sampai mengalami putus asa ataupun putus di tengah jalan.” (Tengah Sempurna XIX.16)。


Salam Kebajikan(惟 德 動 天)

Khonghucu Indonesia (印 尼 孔 教) 

拜 : YOKY Confucian ( 陳燕峰 )

。儒 教 經 書 � � 四 書 五 經  。

Tinggalkan komentar